laa tahzan innallaha ma'aanaa

Minggu, 31 Juli 2011

Taaruf Unik



Seorang ikhwan yang kuliah di semester akhir berazzam untuk menyempurnakan
separuh dien-nya. Sebagaimana biasa, beliau pun menghubungi ustadnya dan memulai
proses dari awal sampai akhirnya tiba saatnya untuk taaruf, yaitu dipertemukan
dengan calonnya. Tibalah hari dan jam yang telah ditentukan, dengan semangat
seorang aktivis, beliau datang tepat waktu di sebuah tempat yang telah di
janjikan ustad. Taaruf pun dimulai, sang akhi duduk disebelah murobby, sementara
agak jauh di depannya sang akhwat di temani murobbiyahnya dengan posisi duduk
menyamping menjauhi sudut pandangan si ikhwan. Setelah sekian lama berlalu tak
ada pembicaraan, sang murobby berbisik pelan pada mad'unya yang malu-malu ini,
"Gimana akhi, sudah lihat akhwatnya belum, sudah mantap apa belum ?"

"Sudah Ustad, saya mantap sekali ustad, akhwatnya yang sebelah kiri itu khan?"

Murobbynya kaget, wajahnya berubah agak kemerahan. " Eh..gimana antum ! yang itu
istri saya !"

Jumat, 29 Juli 2011

Cinta seputih kertas part 1


Hafidzaaaaaaa ,..lagi lagi kamu ya,kamu tuh sudah membuat kelas ibu jadi ramai,ini pelajaran sastra inggris,kenapa kamu malah ngajak teman-teman mu baca qur’an,.Hentak mam jamilah dengan celotehan nya,aku si ketua kelas hanya bisa diam karena aku tau mam jamilah yang mengajar sastra inggris itu,paling tidak suka anak-anak di kelas belum siap saat pelajaran nya,aku juga tau teman sekelasku hafidza sungguh mulia niat nya,ya tapi tetap saja bu mila tak menghiraukan. ‘’ come on student,lets open page 77! ,and you, hafidza stand infront of class untill this lesson finish”.Dengan pasrah hafidza berdiri di depan kelas.Aku sungguh tak tega melihat nya ,namun apa daya,mam mila bisa ikut menghardik ku jika aku ikut membela nya.
‘’kringgg’’..bel besar di depan kelas ku berteriak,semua berbondong-bondong keluar dari kelas menuju kantin sekolah,tak terkecuali sang ustadzah cilik,hafidza.aku menghampiri floe yang asyik memaikan tamagochi butut yang iya temukan di pinggir sungai minggu lalu,floe memang pecinta permainan sejak kami kecil,aku dan floe sudah semenjak tk bersekolah di sekolah desa yang hampir rubuh ini,.tak terasa senja pun tiba,saat yang paling mengesankan bagiku yaitu bermain dengan teman-teman ku di sungai ,sambil mencari udang ,mama selalu melarangku main bersama teman-temanku,katanya mereka itu norak,kotor dan kampungan.tapi,karena mama dan papa yang selalu pulang larut malam,akupun tetap tak menghiraukan perkataan mereka,di sungai,aku ,joko,rama,galih,bejo dan floe berlarian mencari udang sungai yang biasa kami jadikan santapan sore,aku melihat ke atas jembatan dekat sungai,kerudung lusuh panjang yang berayun tersapu angin itu,sudah tak asing lagi bagiku,” hafidzaa,,” teriak ku,wajah mungil nan ayu pemilik kerudung itu pun menengok ke arah ku,.”ada apa?’”.”kamu mau kemana sore-sore gini?”,’’ke surau,belajar ngaji,sebaik nya kau nak ganti bajumu dan bergegas pulang,air sudah tinggi itu’’,teman-teman ku menertawai hafidza,.”iya fidza’’,”titip salam ne pa ustadz, yo mbak’’seru galih adik hafidza.”InsyaAllah,Assalamualaikum”.teman-teman ku kembali menertawai nya,tapi ku balas salam nya pelan.”kenapa ngurusin santri lugu kayak hafidza gitu sih bal,ya elah dia mah tau nya ngaji doang”,seru joko padaku,..”hahahaha”tawa yang lain mengiringi seruan nya,.Adzan maghrib mulai berkumandang,karena terlalu lama bermain,air sungai mulai tinggi,aku yang jauh dari darat terseret deras nya arus,”toloooong,tolooong teriak ku”.teman-teman ku langsung panik dan keluar dari air seraya meminta tolong,selang beberapa saat rasanya tubuhku sudah di penuhi air,kakiku terjepitbaju besar,dan kepalaku sudah mengalirkan darah segar karena sebelumnya terbentur cukup keras,tak sepersekian detik aku sudah tak sadarkan diri”.
Entah berapa lama,aku terbangun di suatu teman indah berhias kupu-kupu,seorang berbaju putih menarik ku ke ujung taman,tapi di angkasa mama ,papa dan adiku memanggil ku untuk kembali,aku tak tau dimana aku sekarang.
Aku mulai membuka mataku perlahan,mama papa dan adiku yang menangis di sekelilingku terkejut dan langsung memeluk ku,” iqbal,sayang,kamu dah sadar nak” kata mama sambil menangis haru,”aku dimana mah”,kataku pelan.”ini di rumah sakit sayang,di Singapura”,”hah,aku langsung tersentak,Singapura?”.papa mulai menceritakan tentang diriku yang koma berminggu minggu,dan rumah sakit di desa sudah tidak mampu merawatku,akhir nya aku bergegas di bawa ke sini dan menjalani operasi dan perawatan di sini.Papa juga menceritakan tentang di pindahkan nya sekolah ku kemari sembari papa bekerja di perusahaan cabang di Singapura,.
10 tahun berlalu dan kini aku seorang mahasiswa dari UNS di negeri tetangga itu,aku sungguh merindukan desa kampung lidi dan seluruh teman-teman kecilku.Memasuki semester 3 ku di sini,aku harus melakukan suatu riset tentang tumbuh-tumbuhan Indonesia,jadilah liburan kali ini aku bersinggah ke taman nasional di dekat desa kampung lidi,setelah puas mengelilingi taman nasional,aku melihat-lihat di perpustakaan taman nasional ini,untuk mengetahui jenis tanaman apa saja yang ku lihat tadi,..56,57,58 nah ini dia kode buku yang kucari,aku harus agak sedikit mendorong buku di sekitar nya untuk mendapatkan buku yang kuinginkan,karena buku di sini banyak dan amat rapat jarak penempatan nya,”praak”..buku-buku di samping jatuh ke belakang lemari buku,..”Au,huft”.sepertinya ada korban dalam aksi ku mengambil buku tadi,seorang perempuan tertimpa 5 buku tebal yang ku jatuhkan,segera ku berlari ke arah nya,” mbak,maaf ya,saya gk sengaja,mari saya bantu” ku ulurkan tangan ku,.”ngak mas saya bisa berdiri sendiri,makasih.Hati hati dong mas,kan jadi saya kejatuhan buku-buku berat itu”,sambil merapihkan semuanya,”iya maaf mbak,kan saya tadi bilang ngak sengaja”,buku terakhir,ku ambil,tapi tangan nya begitu cepat mengambil buku itu,dan seketika kami melepas buku itu,jatuh lah buku itu,”ah mas nih gimana?”.ku ambil kembali buku tersebut,ku lihat wajah nya merah padam,walaupun iya marah,tak terselimuti wajah manis nya.Tak lama ia berlari ke luar pintu perpustakaan,tapi kartu mahasiswa nya terjatuh,ku baca perlahan,ternyata namanya Aisyah,umm dia jurusan pg  haha,aku di perpus selama 2 jam untuk mempelajari tanaman-tanaman yang ku butuh kan,ngak lama dia balik ke perpus dan tanya sama penjaga tentang kartu nya,” Aisyah khumairah,..nama yang cantik’’ .”eh kembaliin kartu nya,aku ngak bisa ikut ujian tau gara-gara itu kartu,huft.Yassudahlah’’.” eh kenalin aku iqbal,mahasiswa juga kayak kamu tapi aku udah semester 3”,”iyya salam kenal,panggil aja aku ais’’.”ok, ais..panggilan manis untuk orang yang manis,haha”.tak lama aku berbicara dengan nya ternyata dia baru pindah ke desa ini dan ambil d3 di sini,sungguh wajah nya mengingatkan ku pada hafidza mungil,hah hafidza,apa kabar dia sekarang ya,aku mengiang,tak terasa kami mengobrol terlalu sore,aku kembali menuju hotel tempat ku menginap,ku kemudikan audi a4 hitam ku di jalan yang padat merayap itu,aku tak tau mengapa bisa macet sepanjang ini,yang ku dengar dari pengendara motor,500 m di depan terjadi kecelakaan,.......to be continued

Kamis, 28 Juli 2011

Bukti Sulitnya Melepas Cinta Dunia Walau Ditukar Surga

Di Kota suci Madinah, saat Rasul masih hidup, tersebutlah seorang pria miskin yang sedang melintas di sebuah kebun kurma. Hari itu di merasa lapar dan tidak harta yang dimiliki untuk sekadar membeli makanan. Saat dia berjalan dan melamun di kebun kurma itu tanpa sengaja dia tertubruk dengan jumputan buah kurma yang menjuntai hampir menyentuh tanah. Pria itupun khilaf dan tak kuasa menahan diri memetik dan memakannya.
Saat itu juga kesialan menimpa dirinnya. Perbuatannya itu diketahui pemilik kebun yang segera menghardiknya dan mengacungkan parang. Kesialan itu semakin bertambah karena ternyata pemilik kebun kurma itu sangat kikir. “Aku akan bawa kamu dan adukan kamu kepada Rasulullah. Biar tanganmu dipotong”. Pria miskin itu tidak bisa berbuat banyak karena merasa bersalah. “Tapi apakan tanganku akan dipotong hanya karena sebuah kurma?”. Ia membatin seraya pasrah digiring oleh sang pemilik kebun.
“Ya Rasul potong tangan orang ini. Ia telah mencuri di kebunku!”. Pemilik kebun itu berkata pada Rasulullah seraya menenteng pria miskin di sebelah tangannya. “Apa yang kau curi, wahai saudaraku?” Rasul Saw bertanya dengan penuh kesabaran. ” Maafkan aku yaa Rasulullah. Aku telah mencuri sebutir kurma dari kebun bapak ini. AkuKhilaf, ya Rasul. ..Aku lapar”. Pemuda itu mengiba.
Rasul Saw menghela nafas sejenak. Kali in pandangannya ditujukan kepada sang pemilik kebun. “Hmm…rupanya hanya sebutir kurma. Mengapa tidak kau infakkan saja kepadanya sehingga engkau mendapatkan kebaikan dan pahala yang berlipat?.” Rasul bertanya dan menunggu jawaban dari sang pemilik kebun.”Tidak yaa Rasulullah. Orang ini harus diberi pelajaran. Kalai dibiarkan nanti menjadi kebiasaan. Aku tidak mau menginfakkan kurma itu. Aku memilih agar orang ini dipotong tangannya saja!”. Ia menyergah.
“Infakkan wahai saudaraku…!” Atau maukan kau aku tawarkan yang lebih hebat lagi..?infakkan pohon kurma yang lebat itu, dan engkau akan mendapat surga karenanya..”. Rasul menerbitkan senyum dari sudut bibirnya tanda optimistis menunggu respon dari sang pemilik kebun.
Sang pemilik kebun menerawang sesaat. Kepalanya diangkat ke arah langit. Ia menimbang-nimbang kebenaran janji yang baru saja disebutkan Rasulullah untuknya. Terakhir iapun menghelakan nafas sambil berujar,” Surga ya Rasulullah?!. Apakah sedemikian remeh kau tawarkan surga hanya dengan sebatang kurma?. Tidak…Aku tidak menginginkannya!” Bantah pemikik kebun itu tak percaya.
Rasul Saw tersentak, tak terbayang olehnya kekikiran yang dimiliki oleh salah seorang umatnya. Namun Allah SWT tidak akan membiarkan hati rasul berubah sedih. Lalu terdengar tutur seorang pria yang juga turut hadir dalam kesempatan itu.”Wahai pemilik kebun, apabila engkau tidak mau meneriwa tawaran Rasulullah mengapa tidak engkau jual saja padaku?:
Rasulullah dan pemilik kebun itu tertegun. Pada saat bersamaan keduanya menoleh pada sumber suara. Pemilik kebun itu berkata padanya,” Aku tidak akan menjual pohon kurma itu dengan harga yang murah, wahai saudaraku?’. Kesombongan itu terdengar dalam nada suaranya. “Berapa yang kau minta demi pohon kurma itu?”. Sumber suara menunjukkan keseriusannya.”Aku akan tukar pohon kurma lebatku itu dengan 40 batang pohon kura. Ayo! Bagaimana? Apakah kamu mau membelinya?”
Harga yang amat hebat dan fantastis dan tidak masuk akan. Sebuah harga yang muncul dari sifat kekikiran yang membawa pada ketamakan. Namun kenikmatan surga tidaklah sebanding dengan mahalnya dunia. Pria itu lalu membalas,” Baik, aku akan membeli pohon kurma itu dengan 40 batang kurma yang aku miliki. Bahkan, jika engaku meminta lebih dari itu, aku pun akan membelinya demi mendapatkan surga di akhirat nanti”
Akhirnya dijuallah pohon itu dengan 40 batang pohon kurma lainya. Kemudian pembeli pohon tadi mengikhlaskan kurma yang telah dimakan oleh pria miskin tadi sebagai infak. Sementara si pemilik kebun pelit telah mendapatkan keuntungan dunia yang berkali lipat. Namun karena kekikirannya, ia telah menyia-nyiakan ajakan Rasulullah demi mendapatkan surga di sisi Allah Ta’ala
Kejadian ini kemudian menyebabkan turunnya (asbabun nuzul) beberapa surat Al-Lail
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى (٥)وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (٦)فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى (٧)وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى (٨)وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى (٩)فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى (١٠)وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى (١١
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup Serta mendustakan pahala terbaik, Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. (QS. Al Lail (92): 5-11
Dengan menyimak kisah ini, kita dapat membuktikan bahwa betapa susahnya untuk melepaskan diri dari kecintaan terhadap dunia. Lihatlah…saat itu yang menawarkan surga adalah Rasulullah langsung. Dan karena harta yang berlimpah dan sangat dicintai, maka kesempatan langkah untuk mendapatkan surga yang tak terkira dan kekal pun dilepaskan. Apalagi di jaman sekarang..Rasulullah telah meninggalkan kita…Dunia semakin penuh kesemrawutan dalam memperebutkan dunia.
Semoga tulisan saya ini bermanfaat dan memberikan kita pelajaran….termasuk saya yang sedang mencari dan mencari sebuah arti kebenaran Islam
Wassalam

Disarikan dari
Judul: Meraih Rizki Tak Terduga
Penulis: Ahmad Yasin Ibrahim
Penerbit: Qultum Media